Rabu, 16 September 2009

Dinar-Dirham Anti Inflasi dan Spekulasi

Dinar dan dirham terbebas dari tindakan spekulatif dan inflasi, bahkan tindakan pemalsuan. Emas dan perak merupakan alat tukar paling stabil yang pernah dikenal oleh dunia.

TUKAR dolar Anda menjadi emas dan perak! Demikian seruan ulama Amerika Serikat (AS) asal Yaman, Imam Anwar al-Awlaki, menyikapi krisis keuangan global saat ini yang dipicu bangkrutnya sejumlah lembaga keuangan Amerika.


Jika Anda termasuk orang yang Allah lapangkan rezqi-nya, maka Anda sebaiknya tidak memiliki property di AS dan Anda sebaiknya menukar dollar Anda menjadi emas dan perak, seru Imam Anwar dalam artikelnya, Is the Franklin morphing into the Washington!, di Imam Anwar’s Blog, www.anwar-alawlaki.com. Nilai emas dan perak telah bertahan sepanjang sejarah dan tidak ada alasan untuk mengira bahwa ia tidak akan bertahan di masa yang akan datang, imbuhnya.

Mantan Imam Masjid di Colorado, California, dan pemuka Islam di George Washington University ini menjelaskan, emas diakui sebagai mata uang selama beribu tahun. ?Uang FIAT (uang kertas) merupakan suatu penemuan baru dan hanya bernilai sesuai kekuatan politis dan ekonomis para penerbitnya beserta kepercayaan (trust) dunia terhadap kekuatan politis dan ekonomis tersebut,katanya merujuk pada kekuatan politis-ekonomis AS yang makin merosot akhir-akhir ini dan berimbas pada penurunan nilai dolar.

Seruan Imam Anwar bukan saja benar secara historis-faktual, tapi juga sesuai dengan nash hadits Nabi Saw. Abu Bakr ibn Abi Maryam meriwayatkan, ia mendengar Rasulullah Saw bersabda, ?Masanya akan tiba pada umat manusia, ketika tidak ada apa pun yang berguna selain dinar dan dirham? (Masnad Imam Ahmad Ibn Hanbal).

Emas dan perak merupakan alat tukar paling stabil yang pernah dikenal oleh dunia. Sebagai contoh, harga seekor ayam pada masa Rasulullah adalah satu dirham. Saat ini, 1,400 tahun kemudian, harga seekor ayam tetaplah satu dirham! Jadi, selama 1,400 tahun nilai inflasinya nol.

Emas, dalam sejarah perkembangan sistem ekonomi dunia, dikenal sejak 40 ribu tahun sebelum Masehi. Hal itu ditandai penemuan emas dalam bentuk kepingan di Spanyol, yang saat itu digunakan oleh paleiothic man. Dalam sejarah lain disebutkan bahwa emas ditemukan oleh masyarakat Mesir kuno (circa) 3000 tahun sebelum masehi. Sedangkan sebagai mata uang, emas mulai digunakan pada zaman Raja Lydia (Turki) sejak 700 tahun sebelum Masehi.

Lahirnya Islam sebagai sebuah peradaban dunia yang dibawa dan disebarkan Rasulullah memberikan perubahan signifikan terhadap penggunaan emas sebagai mata uang (dinar) dalam aktivitas ekonomi. Pada masa Rasulullah, ditetapkan berat standar dinar diukur dengan 22 karat emas atau setara dengan 4,25 gram (diameter 23 milimeter). Standar ini kemudian dibakukan oleh World Islamic Trading Organization (WITO) dan berlaku hingga sekarang.

DALAM perdagangan, Nabi Saw selalu menggunakan dinar-dirham sebagai alat tukar. Dinar ditetapkan pada masa Khalifah Umar Bin Khattab berupa emas 22 karat seberat 4,25 gram. Dirham berupa perak murni seberat 3 gram. Standar dari koin yang ditentukan oleh Khalif Umar, berat dari 10 dirham setara dengan tujuh dinar (1 mithqal).

Pada 75 Hijriah (695 Masehi) Khalifah Abdul Malik memerintahkan Al-Hajjaj untuk mencetak dirham untuk pertama kalinya. Secara resmi ia menggunakan standar yang ditentukan oleh Khalifah Umar. Sang khalifah memerintahkan, pada tiap koin yang dicetak terdapat tulisan: ?Allahu Ahad, Allahu Shamad? (QS. Al-Ikhlash: 1-2).. Ia juga memerintahkan penghentian cetakan dengan gambar wujud manusia dan binatang dari koin dan menggantinya dengan huruf-huruf. Perintah ini diteruskan sepanjang sejarah Islam.

Dinar dan dirham biasanya berbentuk bundar. Tulisan yang dicetak di atasnya memiliki tataletak melingkar. Lazimnya, di satu sisi terdapat kalimat ?tahlil? (La ilaha illallah) dan ?tahmid? (alhamdulillah). Sedangkan pada sisi lainnya terdapat nama Amir dan tanggal pencetakkan. Pada masa masa selanjutnya menjadi suatu kelaziman juga untuk menuliskan shalawat kepada Rasulullah dan terkadang ayat-ayat Qur’an.

Pasa masa kekuasaan Islam hingga berakhirnya era khilafah, koin emas dan perak menjadi mata uang resmi. Pasca khilafah, uang kertas menggeser posisi dinar-dirham. Sejarah membuktikan berulang kali, termasuk krisis keuangan global saat ini, uang kertas menjadi alat penghancur dan melenyapkan kekayaan umat Islam. Syariah Islam tidak pernah mengizinkan penggunaan utang ataupun surat janji pembayaran menjadi alat tukar sah. (Mel, dari berbagai sumber).*
- 10 Agustus 2009

Sumber :
http://khilafahstuff.com/2009/08/10/dinar-dirham-anti-inflasi-dan-spekulasi/
17 September 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar